Wajo (Humas Kanwil) Usai menyerahkan SK PNS, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan H. Khaeroni dalam kunjungannya di Kabupaten Wajo bersilaturahmi ke Bupati dan Wakil Bupati Wajo, Rabu (02/03/2022)
Kakanwil didampingi oleh Kepala Bagian Tata Usaha H. Faturrahman, dan Plh. Kakan Kemenag Wajo H. Muhammad Hasbih diterima langsung oleh Bupati Wajo H. Amran Mahmud dan Wakil Bupati Wajo H. Amran di rumah jabatan Bupati. Kunjungan Kakanwil dengan Bupati Wajo merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya juga berlangsung di Rumah Jabatan pada saat awal tugas Khaeroni sebagai Kakanwil Kemenag Sulsel
Bupati Wajo sangat berbahagia dengan kedatangan Rombongan Kakanwil di Wajo. â€Å“Terima kasih sudah datang Kembali di bumi sutra ini. Saat ini Wajo mengalami PPKM level 2 dan ini merupakan kabupaten kota satu-satunya di Sulawesi Selatan yang berada di level 2, yang lainnya sudah di level 3, karena di Wajo hanya 21 orang yang terjangkit saat ini†ungkapnya dengan membuka pembincangan.
Tambahnya, Penularan saat ini yang tertinggi ada di tiga tempat, Makassar, Gowa, dan Maros merupakan penularan yang tertinggi di Sulawesi Selatan. Omicron ini sejenis virus yang mudah menyebar tetapi efeknya cukup ringan dibanding dengan varian delta sebelumnya.
â€Å“Vaksinasi di Wajo masih tetap berjalan terlebih lagi kepada para siswa dan santri yang masih kurang. Karena itu lambat, pencapaian herd-imunitas di Wajo juga kurang tercapai." unggahnya.
Menyambut pembicaraan hangat Bupati, Kakanwil merespon dengan mengungkapkan Kemenag Wajo siap membantu. Teman-teman Penyuluh, Penghulu dan Pengawas bisa diarahkan untuk membantu percepatan vaksin di Lembaga dibawah jajaran Kementerian Agama.Sambutnya. Kakanwil menyarankan kepada Plh Kakan Kemenag Wajo untuk mempercepat itu dan kalau perlu ada door prize yang bisa memancing para siswa madrasah dan santri untuk ikut vaksin.
Amran mengungkapkan bahwa sulitnya siswa divaksin sebenarnya bukan dari siswanya tetapi para orang tua yang terkadang tidak mau. â€Å“Orang tua siswa yang terkadang perlu diedukasi. Malah ada yang bilang kalau anaknya dipaksa divaksin, anaknya akan berhenti sekolah.Ungkap Amran.
Wakil Bupati menambahkan bahwa data daerah dan pusat juga agak berbeda tentang persentasi vaksin. 80% sudah vaksin dari data yang kami miliki tetapi data dari pusat yang agak berbeda, padahal pegawai kesehatan itu sudah door to door mengajak masyarakat untuk door to door.†Curhatnya.
Khaeroni pun menegaskan siap membantu mengarahkan seluruh jajarannya yang ada di kabupaten Wajo untuk mensosialisasikan vaksinasi di keluarga Kementerian Agama dari anak, orang tua dan kerabatnya. (riz)


